Tak Ada Kata Mati bagi Alween Ong, CEO Narsis Digital Printing
Diposkan: 31 Dec 2013 22:05:39 PM Dibaca: 11224 kali
MedanBisnis - Medan. Hidup yang serba terbatas, tidak membuat Alween Ong patah arang. Justru ketidakstabilan ekonomi keluarga serta semangatnya untuk bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi mendorongnya berjuang dan bekerja keras. Beragam profesi pun dilakoninya sejak tahun 2003, saat memasuki bangku kuliah. Mulai dari guru les private, agen handphone, agen sepeda motor, operator mesin fotokopi, penjual tali pinggang, sales kartu kredit juga bekerja di perusahaan penerbitan.
"Jadi dulu memang dari awalnya saya hidup terbatas. Minta kepada orang tua juga enggak mungkin. Ibu saya single parent (ayahnya meninggal) sementara adik-adik juga pada mau sekolah.
Sejak itu, muncul tekad untuk kuliah tapi harus bisa bayar uang kuliah," kata anak kedua dari lima bersaudara ini pada MedanBisnis, akhir pekan lalu.
Pemilik CV Alcompany Indonesia ini menuturkan, setelah melakoni beragam pekerjaan tersebut di tahun 2006, Alween mengembangkan sayapnya dari sekadar menjualkan handphone second menjadi teknisi handphone.
Hal ini berawal ketika seorang teman memintanya memperbaiki handphone. Alween pun, membawa handphone tersebut ke toko reparasi handphone.Di sinilah proses menjadi dokter handphone tersebut berawal.
Dia memperhatikan tahap demi tahap perbaikan handphone tersebut hingga selesai.Akhirnya dia bisa memperbaiki sendiri dan berani menerima order dengan membuka klinik handphone di sekitar kampus. Usaha ini pun berkembang.
Kemudian di tahun 2008, Alween mengikuti kompetisi wirausaha muda mandiri kategori mahasiswa dan menjadi wakil wilayah I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) ke Jakarta.
Alween menuturkan terpilihnya dia menjadi finalis saat itu kemungkinannya karena saat presentase seleksi di Medan, dia memukau dewan juri. Sebab tidak banyak yang bisa dia ungkapkan.
"Saat itu, saya bingung mau presentase apa, karena omzet masih kecil Rp 1,2 juta sebulan sama seperti saya kerja sama orang. Jadi saya katakan alasan saya mau jadi pengusaha. Bahwa, kalau semua orang jadi pekerja, jadi yang membuka lahan pekerjaan siapa, sementara yang membutuhkan pekerjaan banyak.
Saya memilih jadi pengusaha karena saya bisa banyak berbagi kepada orang-orang dan tentunya saya bisa membuka lahan pekerjaan buat orang lain," katanya.
Setelah itu, Alwen outlet di Grand Palladium tahun 2009, dan merekrut beberapa pekerja untuk membangun klinik handphone. Seiring berjalannya waktu, Alwen terus mengembangkan sayap dengan membuka digital printing di lokasi yang sama.
Kemudian di tahun 2010, Alween membuka Alcompany Indonesia. "Ada perusahaan klinik handphone, digital printing, Alco itu ibarat manajemennya.
Saya buka usaha di Tebingtinggi bergerak di bidang pupuk, juga ada usaha lain yang fokus di ikan dan di Aceh bergerak di bidang penanaman jagung.
Alco juga punya tempat pelatihan kewirausahaan. Kami buat manajemen dengan beberapa line.
Belajar juga dari Bank Mandiri. Bagaimana membangun usaha dan bisa berguna bagi warga sekitar," jelasnya.
Tidak itu saja, Alween juga sering diundang menjadi narasumber dan trainer untuk berbagai seminar motivasi baik di Jakarta dan Medan. Tahun 2009-2012, Alween sudah menemukan positioning yang tepat untuk usahanya, yang semula menjadi store (toko), kemudian membantu orang yang mau membuka store dengan konsep kemitraan.
Dari berbagai usahanya, Alwen mengaku Narsis Digital Printing paling banyak peminat, khususnya anak muda dan sudah merambah negeri tetangga, Malaysia dan Singapura. Produknya bervariasi, dari mug, pin, kaos, topi dan lainya harganya mulai Rp 5 ribu hingga Rp 85 ribu.
"Banyak pesanan, sekarang lebih simpel. Kalau mau pesan tinggal kirim saja desain maunya seperti apa via email, kami tinggal cetak, atau boleh datang langsung ke lokasi. Sedangkan, untuk klinik handphone juga lumayan, kami berikan perbaikan mulai harga Rp5 ribu dan konsultasi gratis," jelasnya.
Bagi yang ingin ikut kemitraan, menurut Alween, satu paket usaha digital printing untuk pin senilai Rp3,5 juta, mug Rp3,5 juta, ID card Rp1,6 juta dan kaos Rp6,3 juta.
Dari sejumlah bisnis yang dilakoninya, Alween pun mendapatkan beragam penghargaan, seperti Wirausaha Muda Mandiri (2008), Wirausaha Muda Berprestasi dari Kemenpora (2009), Mahasiswa Berprestasi di Bidang Kewirausahaan dari USU dan Indonesia Delegation for China ASEAN Youth Camp (2010). (ledi munthe)